Home / INDONESIA GOLD / Emas Hadapi Pekan Maha Berat : Jangankan US$3.500, Bertahan pun Sulit

Emas Hadapi Pekan Maha Berat : Jangankan US$3.500, Bertahan pun Sulit

Emas Hadapi Pekan Maha Berat : Jangankan US$3.500, Bertahan pun Sulit

Indgold.idHarga emas global terus bergerak melemah, semakin menjauhi level psikologis US$3.500 per troy ounce, seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa yang mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Per Senin pagi (28 Juli 2025) pukul 06.38 WIB, harga emas spot tercatat turun 0,17% ke posisi US$3.330,41 per troy ounce. Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (25 Juli 2025), harga emas jatuh 0,95% dan ditutup di US$3.335,92, memperpanjang tren penurunan selama tiga hari berturut-turut.

Faktor Tekanan Utama : Dolar dan Sentimen Dagang

Penguatan indeks dolar AS (DXY) dari posisi terendah dalam dua minggu terakhir menjadi salah satu pendorong utama penurunan harga emas. Kenaikan dolar membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli internasional yang menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan global.

Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals, menjelaskan bahwa harapan tercapainya kesepakatan antara AS dan Uni Eropa menjelang tenggat waktu 1 Agustus turut mendorong sentimen risiko di pasar, yang berdampak pada pelemahan permintaan terhadap logam mulia.

“Dengan tercapainya kesepakatan dagang AS-Jepang dan kemungkinan kesepakatan dengan Uni Eropa, investor mulai beralih ke aset berisiko, menjauhi emas,” ungkap Grant kepada Reuters.

Kesepakatan Tarif Dagang AS-UE dan Tekanan Tambahan

Pada Minggu (27 Juli 2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS telah mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Dalam kesepakatan tersebut, AS menetapkan tarif 15% terhadap sebagian besar barang impor dari Eropa, termasuk mobil. Keputusan ini diambil setelah pertemuan Trump dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, beberapa hari sebelum tenggat waktu.

Emas Hadapi Pekan Maha Berat : Jangankan US$3.500, Bertahan pun Sulit

Data Ekonomi AS: Klaim Pengangguran Turun

Dari sisi ekonomi, pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun sebanyak 4.000 menjadi 217.000, terendah sejak April 2025. Jumlah ini juga lebih baik dari ekspektasi para ekonom yang memproyeksikan 226.000 klaim.

Selama enam minggu terakhir, jumlah klaim telah menurun secara konsisten, menjauh dari level tertinggi delapan bulan yang sempat tercapai pada bulan Juni. Meskipun sejumlah perusahaan melakukan PHK, banyak pengusaha lebih memilih menahan karyawan daripada merekrut baru, menunggu arah kebijakan ekonomi dan perdagangan yang lebih jelas.

Kebijakan The Fed dan Tekanan Politik

Data tenaga kerja yang relatif stabil membuka ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50% dalam pertemuan minggu ini. Meskipun demikian, tekanan politik terus meningkat. Presiden Trump dikabarkan melakukan kunjungan mendadak ke The Fed, mendesak Ketua Jerome Powell untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga secara agresif.

Grant menambahkan bahwa harga emas bisa mendapatkan dukungan beli di kisaran US$3.300. Namun kemungkinan besar tidak akan menyentuh rekor baru sebelum ada kepastian arah kebijakan dari The Fed.

“Keputusan The Fed bisa menjadi pemicu besar bagi pergerakan emas. Jika tidak ada sinyal pemangkasan suku bunga, harga emas bisa terus tertekan,” ujarnya.

Pekan Krusial untuk Emas

Minggu ini akan menjadi momen penting bagi pasar emas. Tiga faktor besar akan menjadi penggerak utama:

  1. Keputusan suku bunga The Fed – Di jadwalkan pada Rabu (30 Juli 2025) waktu AS.

  2. Data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) – Akan di rilis Selasa (29 Juli 2025), memberikan gambaran menyeluruh tentang di namika pasar kerja AS.

  3. Perkembangan negosiasi dagang – Hasil lanjutan dari kesepakatan AS-UE akan menjadi sorotan.

Apabila The Fed menahan suku bunga, negosiasi dagang berjalan lancar, dan data ketenagakerjaan menunjukkan kekuatan. Harga emas kemungkinan akan menghadapi tekanan tambahan.

Saat ini, emas berada dalam posisi defensif akibat tekanan makroekonomi dan geopolitik yang mengurangi daya tariknya sebagai aset aman. Kombinasi antara dolar yang menguat, perkembangan positif di sektor dagang, dan data ekonomi yang solid bisa membuat harga emas terus menurun dalam jangka pendek—setidaknya hingga pertemuan The Fed memberikan arah baru.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *