Indgold.id – Harga emas dunia kembali terjungkal setelah sempat menunjukkan tren positif dalam dua hari berturut-turut. Penurunan tajam ini terjadi di tengah sorotan pasar terhadap perkembangan data inflasi Amerika Serikat (AS) serta pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif impor emas.
Harga Emas Dunia Jatuh ke Level Terendah Sejak Akhir Juli
Pada perdagangan Senin (11/8/2025), harga emas dunia anjlok 1,60% ke posisi US$ 3.344,15 per troy ons. Angka ini menjadi penutupan terendah sejak 31 Juli 2025, sekaligus memangkas kenaikan harga yang telah terbentuk selama dua hari terakhir.
Namun, pada perdagangan Selasa pagi (12/8/2025) hingga pukul 06.47 WIB. Harga emas di pasar spot sedikit menguat tipis 0,13% ke level US$ 3.348,49 per troy ons.
Pernyataan Donald Trump Mengguncang Pasar Emas
Harga emas jatuh usai Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa tidak akan ada tarif untuk emas batangan impor. Keputusan ini membuyarkan spekulasi sebelumnya bahwa Washington akan mengenakan tarif impor khusus terhadap emas batangan yang paling banyak diperdagangkan di AS.
Pernyataan ini disampaikan Trump melalui media sosial pada Senin, namun tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Menurut Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, pasar kini cenderung sedikit lebih bearish karena ketidakpastian tarif sudah berlalu.
“Para pedagang akan mengalihkan fokus pada faktor lain, dan hal itu justru bisa menguntungkan emas jika prospek penurunan suku bunga AS segera terealisasi,” ujar Wyckoff.
Fokus Pasar Beralih ke Data Inflasi AS
Para pelaku pasar kini menantikan laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang akan di rilis pada Selasa, di susul data harga produsen (PPI) pada Kamis.
Jika inflasi ternyata lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini bisa menjadi alasan The Federal Reserve (The Fed) untuk menunda pemangkasan suku bunga yang semula di antisipasi pada September. Dampaknya, harga emas bisa kembali tertekan.
Sebaliknya, laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari ekspektasi baru-baru ini telah meningkatkan peluang penurunan suku bunga oleh The Fed bulan depan, yang biasanya menjadi katalis positif bagi emas.
Ketidakpastian Geopolitik Ikut Berperan
Selain faktor makroekonomi, sentimen pasar emas juga di pengaruhi oleh isu geopolitik. Batas waktu 12 Agustus yang di tetapkan Trump untuk kesepakatan dagang AS–China semakin dekat, sementara dunia juga menunggu pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk membicarakan upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Historisnya, emas cenderung menjadi aset safe haven yang berkinerja baik saat ketidakpastian geopolitik meningkat dan dalam kondisi suku bunga rendah.
Kesimpulan: Peluang atau Ancaman bagi Investor Emas?
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi harga emas saat ini – mulai dari kebijakan tarif Trump, rilis data inflasi AS, potensi perubahan suku bunga The Fed, hingga tensi geopolitik – pasar sedang berada di persimpangan.
Bagi sebagian investor, penurunan harga ini bisa menjadi peluang akumulasi. Namun, bagi yang mengutamakan keamanan modal, volatilitas saat ini menuntut strategi yang lebih hati-hati.