Indgold.id – Harga emas dunia kembali tergelincir pada perdagangan Kamis (14/8/2025), setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) memicu penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah. Sentimen pasar berubah drastis setelah data inflasi produsen (PPI) melampaui ekspektasi dan klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan penurunan signifikan.
Tabel Pergerakan Harga Logam Mulia & Dolar AS
Komoditas / Indeks | Harga Terbaru | Perubahan (%) |
---|---|---|
Emas Spot | US$3.337,21 | -0,50% |
Emas Berjangka AS | US$3.383,20 | -0,70% |
Perak Spot | US$37,97 | -1,30% |
Platinum | US$1.354,33 | +1,10% |
Palladium | US$1.144,50 | +2,00% |
Indeks Dolar AS (DXY) | 104,72 | +0,35% |
Imbal Hasil Obligasi AS 10 Tahun | 4,19% | +0,08% |
Pemicu Penurunan Harga Emas
Penguatan indeks dolar AS (DXY) dari level terendah dalam lebih dari dua pekan membuat emas kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang selain dolar. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali naik dari titik terendah sepekan.
Faktor utama penggerak pasar kali ini adalah Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang naik 3,3% secara tahunan pada Juli, jauh di atas perkiraan konsensus sebesar 2,5%. Selain itu, klaim pengangguran mingguan tercatat 224.000, lebih rendah dari proyeksi analis.
Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, mengatakan bahwa data ini memangkas peluang pemangkasan suku bunga besar oleh Federal Reserve (The Fed) pada September.
“Emas bergerak turun karena data yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga. Kondisi ini berpotensi mendorong inflasi inti, sehingga membuat The Fed lebih berhati-hati,” jelas Hansen.
Prospek Emas Tetap Positif
Meski sentimen jangka pendek cenderung negatif, Hansen menilai prospek jangka panjang emas masih positif. Bank sentral pada akhirnya akan dihadapkan pada dilema antara memerangi inflasi atau mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, disusul satu kali pemangkasan lagi pada Oktober. Proyeksi ini sejalan dengan pernyataan Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, yang menegaskan perlunya langkah bertahap dalam kebijakan moneter.
Kesimpulan
Harga emas dunia saat ini berada di bawah tekanan akibat data ekonomi AS yang kuat. Meskipun peluang pemangkasan suku bunga besar di September semakin kecil, pelaku pasar tetap optimis bahwa emas akan kembali menguat jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap.