Home / INDONESIA GOLD / Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Indgold.idHarga emas kembali mencatatkan performa impresif dengan menembus level psikologis $3.400 per ons troy pada perdagangan terbaru. Tidak hanya itu, logam mulia ini bahkan sempat melesat ke posisi tertinggi dalam lima minggu terakhir, memperlihatkan betapa kuatnya minat investor terhadap aset safe-haven.

Menurut analis komoditas Commerzbank, Carsten Fritsch, meski reli emas berlangsung solid, potensi kenaikan lebih lanjut tampak mulai terbatas. “Level di atas $3.400 terlihat semakin sulit ditembus secara meyakinkan dalam jangka pendek,” ujarnya.

Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Masih Jadi Sorotan

Salah satu pendorong utama penguatan emas dalam beberapa bulan terakhir adalah ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed. Investor melihat adanya peluang besar bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga pada pertemuan September 2025.

Berdasarkan kontrak berjangka Fed Funds, probabilitas penurunan suku bunga tetap stabil di sekitar 85%. Namun, menariknya, ekspektasi ini tidak meningkat lebih lanjut dalam beberapa hari terakhir. Hingga akhir tahun, pasar hanya memperkirakan pemangkasan sekitar 50 basis poin, angka yang tidak berubah signifikan sejak awal pekan.

Dengan demikian, dorongan reli emas kali ini tidak sepenuhnya bergantung pada faktor kebijakan moneter, melainkan semakin di pengaruhi oleh ketegangan politik di Amerika Serikat.

Konflik Gedung Putih vs The Fed Memanas

Katalis baru yang memperkuat permintaan emas datang dari konflik serius antara Gedung Putih dan The Fed. Situasi ini berawal ketika Presiden AS Donald Trump berupaya mencopot Gubernur The Fed, Lisa Cook, yang kemudian menanggapi dengan mengajukan gugatan hukum.

Kasus ini di perkirakan akan berlarut-larut di pengadilan dan berpotensi menyeret kredibilitas bank sentral terbesar dunia tersebut. “Reputasi dan independensi The Fed kini berada di bawah ancaman besar,” kata Fritsch.

Konflik ini kian memanas setelah Wakil Presiden AS, JD Vance, menambahkan komentar tajam. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan kebijakan moneter di putuskan sepenuhnya oleh bank sentral tanpa campur tangan pejabat terpilih. Menurutnya, suara rakyat harus ikut mewarnai kebijakan moneter yang dijalankan.

Jika hal ini terwujud, maka akan menjadi akhir dari independensi The Fed, sebuah prinsip yang selama puluhan tahun dianggap pilar utama stabilitas ekonomi Amerika Serikat.

Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Investor Beralih ke Emas

Ketidakpastian politik dan potensi guncangan terhadap independensi The Fed mendorong investor untuk meningkatkan alokasi ke emas. Data terbaru menunjukkan bahwa arus masuk ke ETF berbasis emas melonjak hampir 15 ton hanya dalam dua hari terakhir.

Arus dana tersebut mencerminkan bagaimana emas tetap menjadi pilihan utama investor global dalam menghadapi gejolak geopolitik dan ketidakpastian kebijakan. Safe-haven ini bukan hanya melindungi nilai portofolio, tetapi juga sering kali menjadi indikator ketidakpercayaan pasar terhadap stabilitas kebijakan pemerintah.

Prospek Teknis: Batas Psikologis $3.400

Secara teknikal, emas kini menghadapi tantangan besar di level $3.400. Level ini berfungsi sebagai area psikologis yang akan menentukan apakah reli emas dapat berlanjut menuju resistensi berikutnya di kisaran $3.450 – $3.470, atau justru mengalami koreksi ke bawah dengan support terdekat di $3.376.

Beberapa analis menilai momentum bullish masih terjaga, namun semakin terbatas. Jika tekanan beli melemah, aksi ambil untung bisa menekan harga emas kembali ke area konsolidasi.

Fokus Pasar ke Data Ekonomi & FOMC

Selain isu politik, investor kini juga menanti serangkaian rilis data penting dari Amerika Serikat, seperti PCE inti, inflasi, data ketenagakerjaan, serta PDB kuartal kedua. Semua indikator ini akan menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga mendatang.

Sementara itu, rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16–17 September 2025 dipandang sebagai titik krusial bagi arah pasar emas. Jika The Fed memberi sinyal lebih dovish, harga emas berpotensi menembus area resistensi kunci. Namun, jika nada yang muncul lebih hawkish, risiko koreksi bisa meningkat.

Ketegangan Gedung Putih vs The Fed Dorong Harga Emas ke Puncak Baru

Emas kembali membuktikan dirinya sebagai aset safe-haven utama di tengah kombinasi ketidakpastian politik dan spekulasi kebijakan moneter. Meski telah menembus $3.400 per ons, analis memperingatkan bahwa ruang kenaikan lebih lanjut mulai terbatas tanpa katalis baru yang kuat.

Namun, dengan konflik Gedung Putih dan The Fed yang kian memanas serta ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga yang tetap tinggi, emas masih memiliki peluang untuk mempertahankan tren bullish dalam jangka menengah.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *