Indgold.id – Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (10/9/2025), didorong oleh ekspektasi kuat terhadap pemangkasan suku bunga The Fed dan perkembangan positif terkait tarif emas batangan dari Gedung Putih. Kenaikan ini menambah momentum bullish emas setelah harga sempat melemah pada hari sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu, harga emas dunia naik 0,39% ke level US$3.640,39 per troy ons, menorehkan penutupan tertinggi sepanjang masa. Sementara pada perdagangan Kamis (11/9/2025) hingga pukul 06.38 WIB, harga emas spot menguat tipis 0,05% di posisi US$3.642,08 per troy ons.
Lonjakan Emas Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak hampir 40%, di dorong oleh permintaan sebagai aset safe haven akibat ketidakpastian perdagangan global dan permintaan kuat dari bank sentral. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed semakin menguat setelah revisi data ketenagakerjaan AS menunjukkan perekonomian hanya menambah 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya dalam setahun terakhir.
Statistik ini mengindikasikan perlambatan pertumbuhan penggajian dan melemahnya pasar tenaga kerja, sehingga memperkuat prediksi:
-
Pemangkasan suku bunga 25 basis poin kemungkinan besar akan terjadi minggu depan.
-
Peluang pemangkasan lebih besar 50 bp tetap kecil, namun meningkat menjadi hampir 12% menurut alat FedWatch CME.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi daya tarik obligasi berimbal hasil, sehingga logam mulia seperti emas mendapat dorongan permintaan.
“Ekspektasi kebijakan moneter kini kemungkinan akan menjadi pendorong utama arah emas,” ujar analis ING.
Analis ANZ bahkan menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun menjadi US$3.800 per troy ons dari US$3.600 sebelumnya, dengan prediksi puncak mencapai US$4.000 per troy ons pada Juni 2026.
Tarif Gedung Putih untuk Emas Batangan Dorong Sentimen Positif
Selain faktor moneter, perkembangan tarif juga menjadi katalis penting. Presiden AS Donald Trump pada 5 September memperbarui Harmonized Tariff Schedule of the United States, menetapkan tarif 0% untuk emas batangan dari negara mitra tertentu yang di impor setelah 8 September 2025.
Langkah ini di sambut positif oleh LBMA (London Bullion Market Association), karena mengurangi ketidakpastian setelah keputusan sebelumnya dari Bea Cukai AS yang sempat menimbulkan kekhawatiran di pasar. Sebelumnya, beberapa pedagang menghentikan pengiriman emas ke AS menunggu klarifikasi.
LBMA juga mengklarifikasi regulasi kilobar di Inggris berdasarkan peraturan REACH, menegaskan bahwa kilobar yang di impor sebagai produk investasi tidak memerlukan pendaftaran, meski yang di gunakan untuk manufaktur masih di anggap sebagai zat kimia.
Faktor Tambahan: Risiko Global dan Safe Haven
Selain suku bunga dan tarif, ketegangan global juga mendorong permintaan emas:
-
Kebijakan perdagangan Trump dan sanksi terhadap negara tertentu mendorong investor alihkan dana ke emas.
-
Ketidakpastian politik dan konflik geopolitik menambah daya tarik emas sebagai safe haven.
Analis ANZ menekankan bahwa “tantangan makroekonomi dari tarif dan sanksi mendorong investor untuk melakukan lindung nilai risiko dengan mengalokasikan lebih banyak dana ke emas.”
Kesimpulan
Harga emas dunia dan batangan kembali mencatat rekor tertinggi, di dukung oleh:
-
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
-
Perkembangan positif tarif Gedung Putih untuk emas batangan.
-
Permintaan safe haven akibat ketidakpastian global.
Investor di sarankan memantau data ketenagakerjaan, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, dan perkembangan tarif terkait emas untuk memprediksi arah pergerakan harga emas selanjutnya.
