Indgold.id – Harga emas dunia terus menunjukkan tren positif, didukung oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September mendatang. Pelemahan indeks dolar AS (DXY) selama dua hari terakhir turut menjadi katalis penguatan harga logam mulia ini.
Tren Penguatan Harga Emas Dunia
Pada perdagangan Rabu (13/8/2025), harga emas di pasar spot naik 0,28% menjadi US$3.354,43 per troy ons, melanjutkan penguatan dua hari berturut-turut.
Hingga Kamis (14/8/2025) pukul 06.42 WIB, harga emas kembali menguat 0,23% ke level US$3.361,88 per troy ons. Penguatan ini dipicu oleh pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah.
Faktor Pendorong: Pelemahan Dolar & Penurunan Yield Obligasi
Dolar AS melemah 0,26% ke posisi 97,84 pada perdagangan Rabu, level terendah dalam lebih dari dua minggu. Kondisi ini membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 1,23% ke level 4,24%, mencerminkan meningkatnya minat terhadap aset safe haven seperti emas.
“Emas menguat karena meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, menyusul data IHK dan data ketenagakerjaan yang lemah di Juli,” ujar Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com.
Ekspektasi Pasar terhadap The Fed
Menurut data CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September mencapai 97%. Ekspektasi ini di picu oleh:
-
Data inflasi Juli yang rendah
-
Melemahnya data penggajian non-pertanian (non-farm payrolls)
-
Dampak terbatas dari kebijakan tarif impor besar-besaran AS terhadap Tiongkok
Beberapa analis bahkan memperkirakan setidaknya satu kali pemangkasan lagi sebelum akhir tahun 2025.
Sorotan Data Ekonomi & Geopolitik
Investor kini menunggu rilis sejumlah data penting AS pekan ini:
-
Indeks Harga Produsen (PPI)
-
Klaim pengangguran mingguan
-
Penjualan ritel
Di sisi geopolitik, perhatian tertuju pada rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan ini berlangsung setelah perundingan Trump dengan para pemimpin Eropa dan Ukraina, sementara Washington dan Beijing memperpanjang gencatan tarif selama 90 hari.
Analisis Teknis Harga Emas
Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com:
“Jika emas menembus resistance di sekitar US$3.400 per troy ons, kenaikan kemungkinan akan lebih didorong oleh perkembangan geopolitik dibandingkan data ekonomi.”
Ia menambahkan bahwa meski pandangan jangka panjang terhadap emas tetap bullish, harga berpotensi mengalami konsolidasi atau koreksi kecil dalam beberapa bulan mendatang akibat reli agresif di pasar ekuitas.
Harga emas berpotensi melanjutkan penguatan dalam jangka pendek jika faktor pendorong seperti pelemahan dolar AS, penurunan yield obligasi, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed terus berlanjut. Namun, investor tetap di sarankan mewaspadai potensi konsolidasi harga menjelang akhir tahun.