Indgold.id – Harga emas global kembali melemah pada perdagangan Kamis (18/9/2025). Tekanan ini terjadi setelah investor melakukan aksi ambil untung sehari usai logam mulia mencatat rekor tertinggi, di tengah perhatian pasar terhadap kebijakan terbaru bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).
Mengutip Reuters, Jumat (19/9), harga emas spot terkoreksi 0,4% menjadi US$3.643,40 per troy ons. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup melemah lebih dalam, yakni 1,1% ke posisi US$3.678,30 per troy ons.
Dolar AS Menguat, Tekan Harga Emas
Indeks dolar yang menguat turut menekan harga emas. Kenaikan nilai mata uang AS membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Kondisi ini terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun lalu, sekaligus membuka peluang adanya pelonggaran lebih lanjut. Namun, pernyataan bank sentral soal masih tingginya risiko inflasi membuat pasar ragu terhadap laju penurunan bunga ke depan.
Sikap Hati-Hati The Fed
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut langkah pemangkasan bunga merupakan bagian dari manajemen risiko karena pasar tenaga kerja melemah. Meski demikian, Powell menegaskan pihaknya tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan moneter.
“Komentar Powell menimbulkan kebingungan, terutama soal pemangkasan suku bunga yang di sebut sebagai langkah manajemen risiko. Ketidakpastian itu memicu aksi ambil untung,” ujar Peter Grant, Vice President sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals.
Prospek Jangka Panjang Tetap Positif
Kendati emas terkoreksi dalam jangka pendek, Grant menilai prospek jangka panjang logam mulia ini tetap kuat.
“Setiap kali emas berhasil mencetak rekor baru, hal itu semakin memperkuat target harga menuju US$4.000 per troy ons,” katanya.