Indgold.id – Harga emas global tercatat turun pada perdagangan hari Jumat (25/7), dipicu oleh menguatnya nilai dolar AS serta perkembangan positif dalam pembicaraan perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Mengutip laporan Reuters, Senin (28/7), berikut adalah pergerakan harga sejumlah logam mulia utama dunia:
-
Emas spot melemah 0,9% ke posisi US$3.336,01
-
Emas berjangka turun 1,1% menjadi US$3.335,60
-
Perak spot anjlok 2,3% ke US$38,20
-
Platinum terkoreksi 0,9% ke level US$1.395,31
-
Palladium melemah 0,7% ke US$1.219,07
Penguatan dolar AS, yang bangkit dari level terendah dua pekan terakhir, membuat harga emas terasa lebih mahal bagi investor luar negeri. Hal ini terjadi di tengah optimisme bahwa kesepakatan tarif antara AS dan Uni Eropa bisa segera dicapai sebelum tenggat waktu pada 1 Agustus 2025.
“Potensi tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa meningkatkan selera risiko investor. Sehingga mengurangi permintaan untuk aset safe haven seperti emas,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Analis Senior dari Zaner Metals.
Awal pekan ini, AS dan Jepang telah menandatangani kesepakatan perdagangan. Sementara itu, Komisi Eropa menyatakan bahwa perjanjian serupa dengan AS berada dalam jangkauan.
Dari sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan klaim pengangguran mingguan di AS turun ke titik terendah dalam tiga bulan terakhir. Ini mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja masih tangguh, meskipun laju perekrutan mulai melambat.
Bank Sentral AS, Federal Reserve, di perkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%. Namun, tekanan inflasi di proyeksikan meningkat seiring di berlakukannya tarif impor yang di dorong oleh Presiden Donald Trump.
Trump sendiri baru saja melakukan kunjungan ke bank sentral, yang di nilai sebagai bentuk tekanan politik untuk mendorong pemangkasan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Peter Grant menambahkan bahwa jika harga emas turun ke kisaran US$3.300, bisa memicu minat beli baru dari investor. Namun, ia menilai belum ada katalis kuat yang mampu mendorong harga menembus rekor tertinggi sebelum hasil keputusan dari pertemuan The Fed di umumkan.