Indgold.id – Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Selasa (5/8/2025), seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS). Sentimen dovish dari bank sentral AS, ditambah pelemahan nilai tukar dolar, menjadi katalis utama bagi penguatan harga logam mulia.
Kinerja Harga Logam Mulia Global
Dilansir dari Reuters, Rabu (6/8/2025), berikut ini adalah data terkini pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama:
-
Emas spot: naik 0,2% ke level US$3.380,20 per troy ounce
-
Emas berjangka AS: menguat 0,2% menjadi US$3.434,70 per troy ounce
-
Perak spot: melonjak 1,2% ke harga US$37,85 per troy ounce
-
Platinum: turun 1% ke US$1.316,35 per troy ounce
-
Palladium: melemah signifikan 2,1% ke US$1.181,21 per troy ounce
Kenaikan harga emas terjadi di tengah pelemahan nilai tukar dolar AS, yang membuat emas menjadi lebih murah bagi investor luar negeri. Akibatnya, permintaan emas global cenderung meningkat.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS Jadi Pendorong Utama
Pelaku pasar saat ini memproyeksikan adanya dua kali pemangkasan suku bunga The Fed sebelum akhir tahun, dengan pemangkasan pertama di perkirakan terjadi pada September 2025.
Ekspektasi tersebut semakin menguat pasca rilis data ketenagakerjaan AS yang melemah pada pekan lalu. Kondisi itu memunculkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, sehingga mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga guna mendukung pertumbuhan.
Selain itu, gejolak politik dan institusional turut memengaruhi pasar. Pemerintah AS secara mengejutkan memecat kepala Bureau of Labor Statistics (BLS), yang semakin memperkeruh sentimen dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven).
“Pasar masih terguncang oleh pekan lalu yang penuh rilis data ekonomi serta keputusan pemerintah mengganti kepala BLS,” ujar Daniel Ghali, Analis Komoditas di TD Securities.
Emas, Aset Lindung Nilai di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Secara historis, emas di anggap sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi, pelemahan dolar, dan ketidakpastian ekonomi global. Ketika suku bunga rendah, emas menjadi lebih menarik karena tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga kompetisinya dengan obligasi dan instrumen berbunga rendah lainnya cenderung menurun.
“Kedua hal ini mendukung penguatan emas dan memperkuat pandangan bahwa dolar sebagian telah kehilangan fungsinya sebagai penyimpan nilai,” tambah Ghali.
Trump Akan Umumkan Pengganti Sementara Gubernur The Fed
Dalam pernyataan terpisah, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan akan segera mengumumkan pengganti sementara Gubernur The Fed Adriana Kugler, menyusul gejolak dalam struktur kepemimpinan bank sentral.
Trump juga menyatakan tengah mempertimbangkan empat kandidat kuat untuk menggantikan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed, yang masa jabatannya akan berakhir pada Mei 2026. Ketidakpastian seputar kepemimpinan The Fed ini semakin meningkatkan volatilitas pasar dan memperkuat permintaan terhadap emas.
Kesimpulan
Dengan latar belakang pelemahan dolar, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, dan gejolak kebijakan moneter, harga emas dunia menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Para investor global kini semakin memposisikan emas sebagai instrumen lindung nilai utama di tengah ketidakpastian pasar.
Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin harga emas akan mencapai rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan mendatang. Terutama jika Federal Reserve benar-benar menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.