Home / INDONESIA GOLD / Harga Emas Merosot Tajam, Tiga Hari Tanpa Pemulihan

Harga Emas Merosot Tajam, Tiga Hari Tanpa Pemulihan

Harga Emas Merosot Tajam, Tiga Hari Tanpa Pemulihan

Indgold.idHarga emas internasional menghadapi tekanan signifikan sepanjang pekan ini. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, logam mulia ini terus melemah dan bahkan tergelincir di bawah ambang psikologis US$ 3.400 per troy ounce.

Berdasarkan data dari Refinitiv, emas ditutup di harga US$ 3.335,93 pada Jumat (25 Juli 2025), mencatat penurunan harian sebesar 0,95%. Ini merupakan penutupan terendah sejak pertengahan Juli dan menjadikan penurunan mingguan mencapai 0,4%, lebih dalam dari pelemahan minggu sebelumnya yang hanya 0,19%.

Penurunan selama tiga hari berturut-turut ini merupakan kejadian langka di sepanjang tahun 2025. Situasi serupa baru terjadi sebanyak lima kali, terakhir kali pada 23–25 Mei. Episode lain tercatat di akhir April, awal April, serta Maret lalu.

Faktor-Faktor Penekan Harga Emas

Tekanan utama datang dari penguatan dolar AS serta perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang menyebabkan turunnya minat terhadap emas sebagai aset safe haven.

Indeks dolar (DXY) naik ke level 97,65, posisi tertingginya dalam empat hari terakhir. Karena harga emas dihitung dalam dolar, penguatan mata uang ini membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar AS, yang pada akhirnya menurunkan permintaan global.

Menurut Peter Grant, analis senior di Zaner Metals, harapan tercapainya kesepakatan antara AS dan Uni Eropa sebelum batas waktu 1 Agustus mendorong investor keluar dari aset aman dan beralih ke instrumen berisiko.

“Kesepakatan perdagangan dengan Jepang cukup signifikan. Jika Uni Eropa dan AS juga mencapai kesepakatan, maka permintaan terhadap safe haven seperti emas akan terus menurun,” jelas Grant dalam pernyataannya kepada Reuters.

Harga Emas Merosot Tajam, Tiga Hari Tanpa Pemulihan

Dukungan Fundamental dari Data Ekonomi

Dari sisi ekonomi makro, klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS menunjukkan penurunan ke titik terendah dalam tiga bulan terakhir. Menandakan bahwa pasar tenaga kerja tetap kokoh, meskipun laju perekrutan melambat.

Stabilitas ini membuka kemungkinan bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50% dalam pertemuan mendatang. Hal ini di dukung oleh data inflasi yang mulai naik akibat tarif impor yang di terapkan oleh Presiden Donald Trump.

Trump sendiri di kabarkan melakukan kunjungan mengejutkan ke kantor The Fed. Di mana ia kembali menekan Ketua Jerome Powell untuk melakukan pemangkasan suku bunga secara lebih agresif.

Prospek Harga Emas ke Depan

Menurut Grant, level US$ 3.300 per troy ounce kemungkinan akan menjadi area penting yang menarik minat beli investor. Namun, untuk mencetak rekor harga baru, pasar masih menanti arah kebijakan The Fed.

Secara historis, emas cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan ketidakpastian global dan suku bunga rendah. Yang meningkatkan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap risiko dan inflasi.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *