Indgold.id – Harga emas (XAU/USD) bergerak menguat tipis pada perdagangan sesi Asia hari ini, memulihkan sebagian kerugian besar yang dialami pada Senin lalu. Logam mulia ini kembali naik ke kisaran US$3.341 per troy ons, berada di atas level terendah satu minggu, di tengah kehati-hatian pasar menjelang rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS).
USD Melemah karena Investor Menahan Diri
Indgold.id – Dolar AS (USD) gagal melanjutkan penguatan dua hari terakhir karena para pelaku pasar memilih menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis malam ini waktu setempat. Data ini sangat krusial karena dapat mengubah ekspektasi pasar terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih agresif oleh The Fed membuat para pembeli USD enggan mengambil posisi besar. Sentimen ini menjadi salah satu faktor yang mendukung penguatan harga emas, mengingat logam mulia cenderung diuntungkan saat prospek suku bunga lebih rendah.
Faktor Geopolitik Membatasi Kenaikan Emas
Meski ada dorongan dari melemahnya USD, kenaikan emas berpotensi terbatas karena sentimen pasar cenderung optimis. Optimisme ini muncul setelah AS dan Tiongkok memperpanjang gencatan senjata perdagangan selama tiga bulan, serta rencana pertemuan AS–Rusia untuk membahas potensi di akhirinya perang di Ukraina.
Namun, kegagalan harga emas untuk menembus area US$3.400 dalam beberapa percobaan terakhir membuat para pembeli XAU/USD tetap waspada.
Kilasan Pergerakan Harga Senin Lalu
Pada Senin (11/8/2025), harga emas sempat jatuh tajam sekitar 1,65% akibat meredanya ketegangan geopolitik yang menekan minat terhadap aset safe haven. Selain itu, aksi beli USD ikut memperdalam tekanan pada logam mulia tersebut.
Meski begitu, data ekonomi AS yang lemah, termasuk laporan Nonfarm Payrolls yang di bawah ekspektasi, semakin menguatkan perkiraan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, dan kemungkinan dua kali lagi sebelum akhir tahun.
Agenda Ekonomi yang Menjadi Fokus Pasar
Selain CPI, pekan ini pelaku pasar juga menantikan:
-
Indeks Harga Produsen (PPI) AS – Kamis
-
Data Penjualan Ritel AS – Jumat
-
Indeks Sentimen Konsumen Michigan – Jumat
-
Pernyataan dari sejumlah pejabat Federal Open Market Committee (FOMC)
Faktor-faktor ini di perkirakan akan memicu volatilitas di pasar emas dan USD dalam beberapa hari ke depan.
Analisis Teknikal XAU/USD
Secara teknikal, emas masih bertahan di atas support kunci Simple Moving Average (SMA) 200 periode pada grafik 4 jam, yang berada di kisaran US$3.344–US$3.342.
-
Jika tembus di bawah SMA 200 → harga berpotensi turun menuju support US$3.315, bahkan US$3.300. Penurunan lebih lanjut bisa memicu sentimen bearish yang lebih kuat.
-
Jika menembus di atas US$3.360 → potensi naik menuju US$3.380. Jika mampu bertahan, target berikutnya adalah US$3.400, lalu US$3.409–US$3.410, bahkan US$3.422–US$3.423.
-
Breakout kuat di atas US$3.435 → membuka peluang emas menguji puncak sepanjang masa US$3.500 yang tercapai pada April lalu.
Pasar Masih Menunggu Kepastian
Saat ini harga emas di dukung oleh melemahnya USD akibat sikap hati-hati pasar menjelang data inflasi. Namun, sentimen positif global dan rintangan teknikal di area US$3.400 membuat reli emas masih tertahan.
Para trader emas di sarankan untuk memantau rilis data CPI AS malam ini karena hasilnya berpotensi menjadi pemicu arah pergerakan besar berikutnya, baik untuk emas maupun USD.