indgold.id – Setelah melemah selama empat hari berturut-turut dan menyentuh titik terendah sejak 9 Juli, harga emas akhirnya mulai menunjukkan pemulihan. Koreksi tajam yang sebelumnya terjadi dipicu oleh tercapainya kesepakatan awal perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang membuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas menurun.
Namun kini, angin segar datang dari perkembangan positif negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara ekonomi terbesar dunia tersebut tengah mendorong upaya penghentian sementara atas kebijakan tarif timbal balik yang selama ini memicu ketegangan pasar global.
Negosiasi AS-China Jadi Katalis Rebound
Negosiator perdagangan utama China, Li Chenggang, menyatakan bahwa kedua belah pihak telah mencapai kemajuan berarti dalam pembicaraan yang berlangsung di Stockholm. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa China dan AS sepakat mendorong penghentian sementara atas tarif barang-barang ekspor dari masing-masing negara.
Kabar ini langsung disambut positif oleh pasar, termasuk para pelaku di sektor logam mulia. Emas sebagai aset safe haven kembali menjadi incaran, terutama di tengah ketidakpastian hasil akhir dari negosiasi tersebut.
Analis: Ketidakpastian Masih Tinggi, Safe Haven Tetap Relevan
Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com, kesepakatan awal yang tercapai antara AS, Uni Eropa, dan Jepang memang memberikan sedikit kelegaan. Namun, ia menilai bahwa perundingan dagang antara AS dan China jauh lebih kompleks dan berpotensi memakan waktu lebih lama.
“Melihat potensi gagalnya perundingan, sebagian investor tetap merasa perlu untuk memiliki eksposur terhadap aset safe haven seperti emas, jika ketegangan kembali meningkat,” ujarnya.
Fokus Investor Beralih ke The Fed
Selain isu perdagangan, perhatian pasar juga tertuju pada arah kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Federal Reserve). Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di jadwalkan berakhir pada Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari WIB.
Meskipun suku bunga acuan di perkirakan tidak akan berubah, pasar tetap akan mencermati pernyataan dan nada kebijakan The Fed, terutama terkait potensi pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.
Menurut Peter Grant, Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, saat ini pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sekitar 50 basis poin hingga akhir tahun, dengan Oktober sebagai waktu paling mungkin di mulainya pelonggaran kebijakan.
Namun, perbedaan pandangan di internal The Fed dapat mendorong ekspektasi penurunan suku bunga lebih cepat, bahkan pada bulan September. Hal ini tentu menjadi sentimen positif bagi emas.
Suku Bunga dan Daya Tarik Emas
Harga emas cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah. Pasalnya, emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik di bandingkan obligasi dan instrumen pendapatan tetap lainnya yang return-nya menurun ketika suku bunga di turunkan.
Jika The Fed mengindikasikan kemungkinan pelonggaran kebijakan lebih cepat dari perkiraan, emas bisa kembali mencatat kenaikan signifikan dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Harga emas menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah tekanan selama empat hari beruntun. Sentimen positif dari negosiasi dagang AS-China dan spekulasi mengenai arah kebijakan The Fed menjadi pendorong utama. Namun, ketidakpastian masih tinggi, dan investor di sarankan tetap waspada terhadap potensi volatilitas pasar ke depan.