Indgold.id – Harga emas dunia yang terus menanjak ke level US$ 3.700 per troy ounce mulai menimbulkan konsekuensi bagi pasar perhiasan. Menurut laporan Kitco News (Kamis, 25/9/2025), analis emas Bernard Dahdah dari Natixis mengingatkan pepatah lama di pasar bahwa “harga yang lebih tinggi menyembuhkan harga yang lebih tinggi.” Maksudnya, lonjakan harga emas berpotensi menekan permintaan di sektor perhiasan yang selama ini menyumbang hampir 45% dari total permintaan global.
Permintaan Perhiasan Emas Anjlok di China dan Timur Tengah
Dahdah menyoroti bahwa pada harga di atas US$ 3.200/ons, indikasi pelemahan permintaan perhiasan mulai terlihat jelas.
- China, konsumen emas terbesar dunia, mencatat penurunan tajam permintaan perhiasan sebesar 17 ton pada Agustus 2025. Angka ini menjadi yang terendah sejak Agustus 2010, menurut data World Gold Council.
- Timur Tengah juga menghadapi tren serupa. Salah satu importir perhiasan emas terbesar di kawasan ini dilaporkan mengalami penurunan volume hingga 30% selama delapan bulan pertama tahun 2025, dan mulai menawarkan produk dengan kadar karat lebih rendah agar tetap terjangkau konsumen.
Momentum Emas Masih Ditopang Investor
Meski permintaan perhiasan melemah, Dahdah menegaskan bahwa tren harga emas tidak akan berhenti di sini. Permintaan dari investor dan bank sentral dinilai cukup kuat untuk menutupi pelemahan di sektor perhiasan.
“Kami tidak terlalu khawatir dengan penurunan permintaan ini karena peningkatan permintaan investor saja sudah mampu mengompensasinya. Pada akhirnya, pasar perhiasan bisa beradaptasi dengan harga tinggi saat ini,” jelas Dahdah.
Menurutnya, pada akhir September, kepemilikan fisik emas dalam ETF berbasis emas global akan mencatat kenaikan kuartalan tertajam sejak awal 2022. Sementara itu, permintaan bank sentral juga di proyeksikan terus menopang tren kenaikan jangka panjang emas.
Prospek Harga Emas: Menuju US$ 4.000?
Dahdah termasuk salah satu analis pertama yang memperkirakan harga emas berpotensi mencapai US$ 4.000 per troy ounce pada akhir tahun. Faktor utamanya adalah kombinasi:
- Meningkatnya permintaan investasi.
- Arus keluar dari dolar AS yang kehilangan perannya sebagai aset safe haven utama.
- Ketidakpastian global akibat kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump, yang di sebut Dahdah telah “mencekik globalisasi”.
“Menurut pandangan kami, arus keluar yang berkelanjutan dapat menguntungkan emas dan pada akhirnya mendorong harga di atas US$ 4.000/ons pada akhir tahun,” ungkapnya.
Pergerakan Terbaru Harga Emas
Pada perdagangan Kamis (25/9), harga emas global naik tipis 0,03% ke level US$ 3.736,85 per troy ounce.
- Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember tercatat stabil di US$ 3.765,20 per troy ounce.
- Investor kini menanti rilis data inflasi utama AS, yang di perkirakan akan menjadi petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed.
Harga emas yang semakin tinggi memang menekan sektor perhiasan, terutama di pasar besar seperti China dan Timur Tengah. Namun, meningkatnya permintaan investasi dan pembelian bank sentral tetap menjaga tren bullish emas. Dengan latar belakang ketidakpastian global dan melemahnya dolar AS, peluang emas menuju US$ 4.000 per ons pada akhir tahun semakin terbuka.