Indgold.id – Harga emas dunia tertekan pada perdagangan Kamis, seiring mencairnya ketegangan perdagangan global yang mengurangi daya tarik logam mulia sebagai aset pelindung atau safe haven. Pelaku pasar mulai beralih kembali ke aset-aset berisiko seperti saham, seiring meningkatnya optimisme terhadap perdamaian dagang antara negara-negara ekonomi utama.
Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi USD 3.367,72 per ons, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,7% di posisi USD 3.373,5 per ons.
Optimisme Kesepakatan Dagang Tekan Permintaan Emas
Para investor mulai melihat titik terang dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang, yang disusul dengan langkah serupa bersama Uni Eropa. Harapan terhadap tercapainya kesepakatan perdagangan membuat investor berani keluar dari aset aman dan kembali bermain di pasar saham.
Analis dari State Street Investment Management, Aakash Doshi, mengungkapkan bahwa kombinasi dari penguatan pasar saham dan rendahnya volatilitas ikut menekan minat investor terhadap emas. “Ketika pasar stabil dan risiko geopolitik menurun, investor cenderung melepas aset safe haven seperti emas,” jelasnya.
AS dan Uni Eropa saat ini di kabarkan tengah membahas tarif dasar 15% atas sejumlah produk Uni Eropa. Kebijakan ini di gadang-gadang akan di sertai pengecualian tertentu. Kesepakatan ini menyusul perjanjian dagang AS-Jepang yang baru di umumkan beberapa hari lalu.
Padahal sebelumnya, sejak Presiden Donald Trump mengobarkan perang tarif terhadap lebih dari 150 negara pada awal April lalu, harga emas melonjak tajam hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun kini, pasar mulai menunjukkan sinyal pemulihan dan stabilitas.
Trump & Fed: Langkah yang Membingungkan Pasar
Di tengah suasana membaik, muncul langkah mengejutkan dari Presiden Trump yang tiba-tiba mengunjungi markas Federal Reserve (Fed) pada Kamis malam. Kunjungan ini memicu spekulasi pasar karena sebelumnya Trump sering melontarkan kritik terhadap Ketua Fed, Jerome Powell, terkait keputusan suku bunga.
“Jika independensi Fed mulai di pertanyakan atau bahkan terganggu, maka emas bisa kembali menguat dalam jangka menengah hingga panjang,” ujar Doshi menambahkan.
Saat ini, pasar memperkirakan Fed tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuan 29-30 Juli mendatang. Namun, peluang penurunan suku bunga tetap terbuka lebar pada bulan September, dari kisaran 4,25%-4,50% yang berlaku saat ini.
Lingkungan suku bunga rendah cenderung mendukung harga emas karena menurunkan opportunity cost dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas.
Logam Mulia Lain Juga Ikut Terpukul
Tak hanya emas, beberapa logam mulia lain juga mencatat penurunan:
-
Perak melemah 0,7% ke posisi USD 39,02 per ons
-
Paladium turun tajam 3,3% menjadi USD 1.235,93 per ons
-
Platinum menyusut 0,4% ke level USD 1.405,90 per ons
Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan secara mengejutkan menurun. Meski penciptaan lapangan kerja melambat, pasar tenaga kerja tetap relatif stabil. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa tekanan ekonomi dalam waktu dekat mungkin lebih ringan dari yang di perkirakan sebelumnya.