Indgold.id – Harga emas (XAU/USD) mencatat kenaikan signifikan di awal pekan ini, menembus level $3.400 — tertinggi dalam dua minggu — sebelum terkoreksi menjelang akhir minggu. Pergerakan harga emas kali ini dipengaruhi kombinasi faktor, mulai dari melemahnya imbal hasil obligasi AS, ketegangan geopolitik, hingga ekspektasi pasar terhadap data inflasi AS yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Emas Bangkit di Tengah Tekanan Pasar Global
Pada Senin, harga emas bergerak naik tipis saat imbal hasil obligasi pemerintah AS terus menurun, mengikuti data pasar tenaga kerja AS yang mengecewakan di pekan sebelumnya.
Di sesi perdagangan Amerika, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana menaikkan tarif impor dari India secara substansial. Kebijakan ini memicu sikap hati-hati di pasar, sekaligus memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Data PMI dan Sentimen Pasar Mendorong XAU/USD
Selasa, data Purchasing Managers Index (PMI) Jasa ISM menunjukkan pelemahan dari 50,8 menjadi 50,1. Komponen ketenagakerjaan juga turun ke 46,4, sementara indeks harga yang dibayar naik menjadi 69,9, menandakan tekanan inflasi.
Meski dolar AS berusaha mempertahankan kekuatannya, XAU/USD tetap mencatatkan kenaikan tipis, didukung oleh permintaan safe haven.
Tarif Baru dari Trump Memicu Lonjakan Harga Emas
Rabu, pasar kembali dikejutkan oleh pengumuman tarif baru dari Trump, termasuk:
-
Tarif tambahan 25% pada impor dari India.
-
Ancaman tarif serupa pada barang Tiongkok terkait pembelian minyak Rusia.
-
Tarif 100% untuk semikonduktor non-AS.
-
Tarif 15% pada semua impor dari Jepang.
Kebijakan ini memicu kekhawatiran global, mendorong harga emas kembali ke area $3.400 di sesi Eropa pada Kamis.
Aksi Emas di Akhir Pekan: Rekor Baru di Pasar Berjangka
Pada Jumat, harga emas sempat menyentuh $3.410, level tertinggi dua minggu, sebelum melonjak di kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember hingga $3.530, rekor terbaru, setelah laporan Financial Times soal kebijakan tarif baru untuk batangan emas. Namun, harga kemudian terkoreksi tajam di bawah $3.500 dan spot emas (XAU/USD) turun di bawah $3.400.
Investor Menanti Data Inflasi AS
Fokus pasar kini tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Juli, yang akan dirilis Selasa.
Perkiraan pasar:
-
Inflasi tahunan utama naik menjadi 2,8% dari 2,7% di Juni.
-
Inflasi inti naik 0,3% secara bulanan.
Mayoritas analis memproyeksikan The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada September, kecuali data inflasi menunjukkan lonjakan signifikan yang dapat mengubah arah kebijakan.
Komentar Pejabat The Fed
-
Mary Daly (The Fed San Francisco): Memperingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat sebelum mendapatkan gambaran lengkap inflasi.
-
Raphael Bostic (The Fed Atlanta): Mengingatkan bahwa tekanan harga dalam 6–12 bulan ke depan dapat menjadi tantangan tambahan bagi bank sentral.
Faktor Teknis XAU/USD
Secara teknikal:
-
RSI di grafik harian berada di atas 50, menunjukkan bias bullish.
-
Harga emas masih di atas SMA 20-hari dan SMA 50-hari di $3.355.
-
Support kunci: $3.355 → $3.300–$3.285 → $3.200.
-
Resistance kunci: $3.400 → $3.430 → $3.500 (rekor tertinggi).
Jika harga mampu menembus $3.400 dan bertahan di atasnya, potensi menuju $3.430 hingga $3.500 tetap terbuka.
Harga emas minggu ini bergerak dalam kisaran yang dinamis, di pengaruhi oleh kombinasi faktor ekonomi dan geopolitik. Semua mata kini tertuju pada data inflasi AS sebagai katalis utama pergerakan XAU/USD selanjutnya.
Investor di sarankan untuk memantau perkembangan data ekonomi dan aksi di pasar berjangka emas, karena volatilitas di prediksi akan meningkat.