Home / INDONESIA GOLD / Sentimen Risk-On dan Penguatan USD Bikin Emas Melemah Menjelang Data Inflasi AS

Sentimen Risk-On dan Penguatan USD Bikin Emas Melemah Menjelang Data Inflasi AS

Sentimen Risk-On dan Penguatan USD Bikin Emas Melemah Menjelang Data Inflasi AS
  • Emas gagal melanjutkan penguatan sehari sebelumnya dan justru melemah pada perdagangan Kamis.

  • Optimisme pasar dan penguatan tipis Dolar AS memicu aksi ambil untung di logam mulia.

  • Meski demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi menahan laju USD sekaligus menjaga sentimen positif bagi emas menjelang rilis data inflasi konsumen (CPI) AS.

Indgold.idHarga emas (XAU/USD) kembali melemah pada perdagangan Kamis (11/9/2025) setelah gagal mempertahankan reli sehari sebelumnya. Sentimen positif di pasar saham global dan penguatan tipis Dolar AS menjadi faktor utama tekanan, meski ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) tetap menjadi penahan pelemahan lebih dalam.

Sentimen Risk-On dan Penguatan USD Bikin Emas Melemah Menjelang Data Inflasi AS

Emas Terkoreksi oleh Sentimen Pasar dan USD

Pada sesi Asia hari Kamis, harga emas menarik minat jual setelah mengalami kenaikan hari sebelumnya. Optimisme investor tercermin dari catatan rekor baru di S&P 500, Nasdaq, dan lonjakan Nikkei 225 Jepang lebih dari 1%. Kondisi risk-on ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven, sehingga logam kuning gagal melanjutkan pergerakan positif sebelumnya.

Sementara itu, Dolar AS (USD) bergerak menguat tipis, menambah tekanan pada emas. Namun, penguatan signifikan USD diperkirakan sulit terjadi karena pasar semakin percaya bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Ekspektasi ini memberikan dukungan bagi emas, yang tidak memberikan imbal hasil, untuk tetap bertahan di level tinggi meski menghadapi tekanan jangka pendek.

Faktor Fundamental yang Menopang Emas

1. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Data terbaru Indeks Harga Produsen (PPI/IHP) AS menunjukkan penurunan dari 3,3% menjadi 2,6% YoY di bulan Agustus, sementara PPI inti turun menjadi 2,8% dari 3,7%. Hasil ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga, kemungkinan 25 basis poin (bp) pada pertemuan 17 September. Peluang untuk pemangkasan jumbo 50 bp diperkirakan kecil, sekitar 12%, sedangkan pemangkasan total tiga kali hingga akhir tahun tetap menjadi proyeksi pasar.

2. Ketegangan Geopolitik dan Perdagangan

  • Rusia-Ukraina: Polandia menembak jatuh drone Rusia yang melintasi wilayahnya, menandai eskalasi konflik di kawasan Eropa Timur.

  • Tarif AS dan Uni Eropa: Presiden AS Donald Trump mendesak UE untuk memberlakukan tarif 100% pada impor dari Tiongkok dan India, sebagai bagian dari tekanan terhadap Rusia.

  • Sanksi Rusia: Ancaman sanksi lebih ketat dari AS dapat meningkatkan ketidakpastian global.

Faktor-faktor ini menjaga permintaan emas tetap tinggi sebagai aset safe-haven, meski sentimen risk-on menekan harga dalam jangka pendek.

3. Permintaan Fisik dan Faktor Musiman

Permintaan fisik emas, terutama dari Tiongkok dan India, tetap kuat. Bank sentral Tiongkok (PBOC) tercatat membeli emas selama sepuluh bulan berturut-turut. Tren ini turut mendukung harga emas di tengah volatilitas pasar.

Analisis Teknis XAU/USD

Secara teknikal, emas sedang mengalami koreksi jangka pendek setelah reli menuju rekor tertinggi di $3.675.

  • Support penting:

    • $3.620 – level swing low terbaru

    • $3.600 – level psikologis utama

    • $3.580 – support mingguan, jika ditembus berpotensi turun ke $3.565-$3.560 dan swing low sebelumnya di $3.510

  • Resistance kunci:

    • $3.649 – puncak sesi Asia

    • $3.657–3.658 – swing high semalam

    • $3.675 – ATH, jika ditembus, target berikutnya $3.700 hingga $3.750

Relative Strength Index (RSI) harian menunjukkan kondisi jenuh beli, mendukung konsolidasi atau pullback sementara. Investor disarankan menunggu aksi jual yang kuat sebelum memasuki posisi baru.

Sentimen Risk-On dan Penguatan USD Bikin Emas Melemah Menjelang Data Inflasi AS

Outlook Jangka Pendek hingga Menengah

Harga emas kemungkinan akan bergerak hati-hati menjelang rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. Data inflasi ini akan menjadi penentu arah Dolar AS dan pergerakan XAU/USD.

Skenario bullish:

  • Penembusan di atas $3.675 dapat membuka jalan menuju $3.700–$3.750.

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tetap menjadi faktor pendorong utama.

Skenario bearish:

  • Koreksi lebih dalam dapat terjadi jika pasar saham global tetap optimis dan USD menguat lebih tinggi.

  • Support di $3.620–$3.600 menjadi level kunci untuk mencegah penurunan lebih tajam.

Kesimpulan

Harga emas menghadapi tekanan dari sentimen risk-on dan penguatan USD, namun dukungan dari prospek pemangkasan suku bunga The Fed serta ketidakpastian geopolitik membatasi pelemahan lebih dalam. Investor emas disarankan memantau data CPI AS, pergerakan pasar saham global, serta perkembangan geopolitik untuk menentukan strategi beli atau sell.

Dengan tren jangka panjang yang tetap bullish, setiap koreksi bisa menjadi peluang beli, terutama jika emas mendekati level support kunci di $3.600–$3.620.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *